My Cerpen - 27 Bintang



 Twenty Seven Stars


Aku menuju balkon, menghirup angin malam. Aku duduk bersandar pada tembok dengan cat ungu ini. Aku melihat langit. “Bintang..” gumamku sembari tersenyum. Ya, I love star so much! Aku menghitung bintang, ya aku tau ini bodoh. Ya, cuma iseng sih. Hitungan 27, aku berhenti. Aku perhatikan bintang yang sudah aku hitung, aku berhenti menghitung. Imajinasiku mulai merangkai bintang demi bintang. “Rizal..” desisku. Aku tersenyum.


“Kamu bisa ngerti rumus-rumus menyebalkan itu! Tapi kamu ga bisa ngertiin aku!” Aku meluapkan rasa kesalku kepada Rizal, sahabatku. “Emangnya aku harus ngertiin kamu gitu? Kamu siapa?” pertanyaan Rizal seakan membuat rasa sesak di dadaku “Aku..” mataku berkaca-kaca. Bisa saja aku berkata bahwa aku ini sahabatnya, tapi entahlah. Ya, aku memang bukan siapa-siapa. Aku nfnmeninggalkan kelas yang sudah sepi itu. Rizal tetap diam ditempatnya. Dia bahkan tidak mengejarku..
Esoknya seperti tak terjadi hal apa-apa, aku duduk melamun dibangkuku. Rizal menghampiri, “hoy! Ngelamun aja lo pagi-pagi”. Jujur aku tidak bersemangat pagi ini. Aku hanya tersenyum tipis, sangat tipis. Rizal duduk disebelahku, “btw, maaf ya buat kemarin” ucapnya. Aku mendelik. Dia tersenyum. Oh God, he has the sweetest smile! Aku terhipnotis senyumannya yang manis itu. Rizal memandangku heran. “Hey! Sadar Nur! Maafin ngga nih?” tanyanya lagi. Aku sadar, “Oh, eh.. iya gapapa kok. Aku memang bukan siapa-siapa” tiba-tiba kalimat itu terlontar begitu saja. “Kamu kok ngomongnya gitu? Kamu kan sahabat aku.” Jawab Rizal. Ya, hanya sahabat. Aku mengiyakan.
Rizal beranjak ke kelasnya, tapi dia berbalik “pulang sekolah ada kegiatan nggak?”, aku menggeleng, “emang kenapa?” tanyaku. “hmm, mau ngajak jalan aja sih. Itung-itung permintaan maaf. Gimana?” oh God! Jalan? Maksudnya ngedate? Rasanya aku……ngefly. Oke, stop. Aku tidak mau terbang terlalu tinggi, ntar jatoh malah sakit. “Boleh…” kataku. Sekali lagi senyuman itu aku lihat sebelum akhirnya dia benar-benar sudah tidak terlihat.
***
Rizal mengajakku ke sebuah pantai. Disana ada dua ayunan, aku dan Rizal seperti mengulang masa TK kami. Ya, aku dan dia bersahabat sejak TK. Sore ini cukup ramai, aku dan dia ingin melihat matahari tenggelam. Aku dan dia bermain kejar-kejaran seperti anak kecil, bermain air, dan sesekali berfoto, dia menjadi fotografernya. Ada satu foto dimana kami berfoto bersama. Rasanya senang sekali. Aku dan dia seperti sepasang kekasih, tapi nyatanya kami hanya bersahabat. Lalu, salahkah aku jika mengharapkan dia menjadi kekasihku?




Rizal sedang mengabadikan sunset dengan camera digitalnya, aku memandanginya. Dulu, si gendut menyebalkan itu kini telah berubah menjadi laki-laki tampan namun masih saja menyebalkan. Dia pandai dalam bidang eksak, tapi tidak denganku. Bisa dibilang aku membenci pelajaran yang dia sukai, dan sebaliknya. Aku suka sekali bahasa Inggris, tapi dia tidak sama sekali. Ya terkadang hidup saling melengkapi.
Ada perempuan yang suka sama Rizal, namanya Rani. Dia cantik, model lagi. Tapi kayaknya Rizal ga tertarik, walau hanya untuk menjadi teman dekatnya. Dia lebih memilih aku sebagai sahabatnya. Kadang aku berfikir apa yang dia lihat dariku? Dari orang seperti aku? Nggak cantik, nggak pinter, pastinya nggak perfect. Banyak kekurangan, apa kelebihanku dibanding Rani? Sudahlah, terkadang akujuga berfikir bahwa Rizal memilik perasaan yang sama terhadapku, tapi aku buang jauh-jauh prasangka itu. Andai dia tau, rasa ini telah lama aku pendam, namun takkan pernah bisa aku ungkapkan.
***
Bagiku dia bintangku, yang setia menemaniku malamku, yang bercahaya, yang berkelap-kelip dan indah ketika dirangkai..dialah Rizal, sahabatku. Bisakah dibayangkan bagaimana rasanya ketika orang yang kita sayangi, menyayangi orang lain? Itu yang aku rasakan, karena dia sahabatku dia bercerita tentang perempuan yang dia suka, bahkan ketika dia punya pacar dia selalu cerita padaku, terkadang menanyakan tentang perempuan. Aku hanya bisa menjawab “mana aku tau, kamu kan tau sendiri aku gak pernah punya pacar”, dia langsung terkekeh dan meledek “makannya punya pacar, backstreet aja biar ortu mu nggak tau”. Aku hanya bisa menjawab dalam hati “yang aku mau itu kamu, yang aku tunggu itu kamu zal!!”.
Terakhir Rizal berpacaran dengan Riri, tapi nggak lama putus, katanya masih kaya anak kecil. Yah, aku sebagai sahabatnya bingung mau senang atau sedih. Huhu. Rizal, kapan kamu sadar kalau disini ada aku yang nunggu kamu.. sejak TK aku sudah menyukainya, halah ku pikir hanya perasaan seorang anak berumur 5 tahun. Kemudian kami satu SD, semakin akrab. Lalu beranjak di SMP dan SMA, walau berbeda kelas. Tak terasa.. 13 tahun perasaan ini aku simpan. Tak pernah aku menyukai orang lain, Zal. Tapi kamu gak pernah sadar. Atau mungkin aku yang tak pernah menunjukkanmu rasa ini?
***
Acara penglepasan pun berakhir. “Yuk pulang!” ajak Rizal. Aku mengangguk,  padahal hati ini rasanya tidak karuan. Diperjalanan, kami berhenti disebuah taman. “Kok berhenti?” tanyaku, “mau ice cream nggak? Ada tukang ice cream tuh” tawarnya. “hmm, boleh..” jawabku. Aku dan Rizal ngobrol-ngobrol sambil menikmati ice cream coklat kami. “Yakin mau ngambil jurusan bahasa Inggris? Kenapa nggak matematika aja sama aku?” pertanyaan Rizal sedikit mengejek, ya aku tau. “ku sama kamu tuh beda” jawabku datar. “Hmm, berbeda nggak berarti ga bisa saling melengkapi dan bersatu kan?” hey, pertanyaan macam apa itu. Aku mengerenyitkan dahi. “Nuri Islami..” dia menyebut nama lengkapku, “ya?” aku menatapnya, dia menatap lurus ke depan. “I just wanna say…” dia menatap balik dan melanjutkan “I love you”.  Rasanya ice cream coklat ku tak bisa aku telan, “what?!” aku benar-benar…..tidak menyangka. “kidding, huh?” tanyaku. “apa wajahku terlihat seperti sedang bercanda?” aku menatap matanya. “mungkin kamu heran, ya aku juga heran sama perasaanku ini” jelasnya. “maksudmu?” tanyaku sedikit kepo, eh bukan kepo tapi penasaran._.
“Perasaan aku ke kamu beda, aku udah pacaran berapa kali ya.. ntah deh, tapi rasanya perasaan itu dari dulu buat kamu gapernah berubah. Aku mencoba mengalihkan perasaan itu ke cewek lain yang udah pernah jadi pacar aku, tapi tetep nggak bisa. Aku sebenernya…..sayang kamu. Tapi aku takut, kamu nggak punya perasaan yang sama. Karena kamu sahabatku dan kamu juga kan nggak dibolehin pacaran.” panjang lebar Rizal menjelaskan, dan aku hanya bisa tercengang. I can’t believe that! Selama ini, Rizal punya perasaan yang sama.
Aku tersenyum lalu menjawab “malam itu aku menghitung bintang, hitungan 27 sesuai absen kamu aku berhenti, dan merangkainya. Do you know? Bintang yang aku rangkai itu menjadi sebuah nama, yaitu nama kamu, Rizal. Rasanya aku seneng banget walau cuma memiliki rasa ini walau nggak pernah bisa ngungkapinnya.. Aku fikir kamu ngggak punya perasaan yang sama apa yang aku rasain selama ini. For me, you are my star!”
Aku dan Rizal benar-benar bahagia, kami nggak pacaran, kami tetap bersahabat tapi kami menjaga perasaan ini tetap utuh sampai nanti…...saat waktunya tiba, karena orang tuaku melarangku untuk menjalani sebuah ‘relationship’ dan Rizal tau itu. Semua indah pada waktunya.


*hanya sebuah karangan fiktif, buat teman2 jgn disalah artikan loh ya-___-*

Apa itu 'pacaran' dan apa hukumnya dalam Islam (?)

Assalamualaikum... :)
Saya mau sharing tentang obrolan tadi sore di Masjid sekolah tercinta :D
Entah awalnya gimana, Nurrohman anak jurusan mesin tiba-tiba nanya "pacaran itu apa sih?"
Sebelumnya saya pernah ngepost tentang ini, yang belum baca boleh baca dulu ini link nya http://vivivin.blogspot.com/2011/10/pacaran-dan-taarufan.html

Kurang lebih obrolannya seperti ini..

Nurrohman : "pacaran itu apasih?"
Juheni : "pacaran itu dua orang yang memadu kasih dibawah pohon rindang hahaha"
Nurrohman : "kata siapa? terus hukumhya apa?"
Faulina : "hukumnya haram lah"
Nurrohman : *ambil kliping tentang pacaran di sekre osis* nih, disini tertulis pacaran itu gak ada dalam Islam..
Vivi : "yoo, sini yo ikutan engga?" *manggil haryo*
Haryo : "apa apa? lagi ngomongin apa?"
Vivi : "ngomongin pacaran yo"
Haryo : "oh iya sok lanjutin"
Nurrohman : "sekarang saya tanya, pacaran itu ngapain aja sih?"
Vivi : "yaa ngobrol man.."
Juheni : "dibilang memadu kasih dibawah pohon.. hahaha"
Faulina : "saya sih waktu SMP pacaran tapi jarang ngobrol, malah deketnya sama sahabat cwo, jadinya pacar saya marah terus"
Haryo : "ya ngobrol, pegangan tangan, iya kan?"
Vivi : "yaa iya, tapi nggak lebih parah dari itu"
Nurrohman : "kata siapa? ada tuh yang naik motor pelukan"
Vivi : "yaa beda lagi, yaa tergantung orangnya aja sih itu mah"
Haryo : "nih, itu kan bukan muhrimnya, pandangan mata aja udah termasuk zina, gimana sentuhan kulit?"
Faulina : "iya sih saya pernah baca 'lebih baik besi panas ditancapkan sama orang tersebut daripada bersentuhan kulit sama seseorang yang bukan muhrimnya' parah banget kan?"
Juheni : "yaa anak jaman sekarang mah ya susah ya"
Faulina : "kalo sama temen sih gimana?"
Haryo : "muhrim bukan?"
Vivi & Faulina : "bukan"
Haryo : "yaudah tau kan jawabannya, jangan dikira saya gapunya orang yang disuka.. malah saya suka sama sahabat saya sendiri"
Vivi : "kalo suka ya gak jauh-jauh orangnya yo"
Nurrohman : "jadi apa hukumnya haram kan, pegangan tangan aja, itu tuh dosa bertaburan.. masih mau pacaran?"
Vivi : "yaa di Islam adanya ta'arufan sih"
Faulina : "yaa tapi itu juga kan ga ketemu langsung, lewat bapaknya/walinya kalo udah siap lahir batin"
Vivi : "yaa jaman dulu sih tanya tentang orang yg disuka ke sahabatnya/kakaknya.. kalaupun ketemu langsung juga ngobrol tuh nunduk.."
Faulina : "yaa surat2an bae wis kaya jaman bengen"
Vivi : "kalau smsan sayang2an sih gimana?"
Haryo : "tetep aja haram, ngerayu/ngegombal juga sama"
Vivi : "jadi manggil namanya aja gitu?"
Nurrohman : "sms juga kalo yang penting aja"
Juheni : "yaa galau priben kih"
Vivi : *merenung*
Nurrohman : "jadi gimana?"
Vivi : "gatau man"
Haryo : "udah tenang aja, yang baik pasti dapet yang baik"
Faulina : "saya sih nunggu aja, gamau nyari, memperbaiki diri buat jadi baik biar dapet yang baik"
Vivi : "saya sih percaya kalo yang baik pasti dapet yang baik, bener kata elin, memperbaiki diri aja gausah nyari sana-sini"
Nurrohman : "laki-laki sholeh didunia banyak, perempuan sholehah pasti dapet yang sholeh"
Haryo : "iya, di Arab tuh"
Faulina : "ngapai adoh2.. ning Indonesia geh akeh"
Vivi : "jodoh sih bli mendi2 lin"
Faulina : "yauis moga bae oli wong Korea haha"
Vivi : "Korea maning-__-"
Faulina : "wis balik sih napa jadi ngomongi pacaran"
Vivi : "ikuh Nurrohman, yaudah balik yu njus.."


Ada obrolan yang sedikit lupaa, tapi intinya gitu.. umm pernah dapet komentar dari ibu Yeni begini : "iyaa sejatinya mm dlm islam ga ada pcrn...cm klo mm udh siap dn niat mo ke jenjang pernikahan dn siap mmbina hub sm lawan jenis yaa media nya taaruf.. taaruf sndr tu lebih spesifik mengenalkan siapa diri msg2 dn latar blkg klrga. klo pun tdk jd ato bukan jodoh hrs slg menutup rhsia yg tlh di dpt ktika taaruf. pcrn mm bys nya dn umumnya psti ngarah ke hal2 zina. udh marak smpe making love sgala.. pcrn definisinya adalah meniru2 org dewasa yg brumah tangga. dn skrg fenomena yg srg dicurhti ke ummi byk lhoh skrg definisi taaruf tuuh digunakan utk pcrn ala islami?? wallahu a'alam semoga agama ini tetap selalu dilindungi..sehingga qt tdk terjebak dngn pemikiran2 yg sudah terdistorsi."
 
Yang mau tanya silahkan bertanya, saya jawab sebisa saya, yang mau komentar monggo ;)
Mohon maaf atas segala kekurangannya, sekedar sharing..
Terima kasih  , Wassalamu'alaikum.. :)

Apakah Cinta Itu?


Assalamu’alaikum.. :)
Mau sharing tentang ceramah tadi pagi pesantren kilat di sekolah tercinta, SMK Negeri 1 Cirebon :D

Apakah Cinta Itu?
Cinta adalah kasih sayang. (Jawaban Rosita XI TPM I)
Everybody need love and care. (Kata Pak Himawan)

Bukti cinta adalah menyenangi segala sesuatu yang disenangi oleh orang yang kita cintai. Mentaati dan rela berkorban demi yang kita cintai.
Seperti yang terdapat Ali Imron ayat 31, yang artinya :
“Jika kau mencintai Allah tirulah (ikuti) aku maka Allah akan mencintai kamu dan Allah akan menutupi/mengampuni kesalahanmu”

Jadi kesimpulan saya dari ceramah Pak Himawan pagi tadi adalah jika kita mencintai seseorang pasti kita rela berkorban untuk orang tersebut.. dalam hal ini hendaknya kita harus mengedepankan kecintaan kita terhadap Allah, agar kita rela menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya tanpa beban (ikhlas).

Kita di TK 1 tahun, SD 6 tahun, dan SMP 3 tahun belajar agama Islam bukan? Lalu sudahkah kita cinta pada agama kita? Lalu apa buktinya kita cinta agama Islam?  Tawuran itukah hasilnya? Lihat saja remaja SMA/SMK sekarang, saat SD/SMP apakah diajarkan tentang bab tawuran?
Pak Himawan menyebutkan hadist yang bunyinya :
“Barang siapa ingin dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka perbanyaklah bersilaturahmi”
Apakah tawuran termasuk silaturahmi? Oke, abaikan itu kalimat retoris.

Ada lagi hadist kudsi :
“Jika melakukan sesuatu ata tidak melakukan sesuatu karena ingat kepada Allah, maka Allah akan ingat kepada kita tatkala kita tidak ingat kepada Allah.”
Maksudnya, kita saat melakukan sesuatu hendaknya ingat kepada Allah, bagaimana? Tentunya sebelum memulai kegiatan/aktivitas/apapun itu hendaknay membaca basmalah. Dan saat kita tak melakukan apapun, saat waktu luang, atau saat santai/istirahat hendaknya berdzikir untuk mengingat Allah. Percayalah, jika kita senantiasa seperti itu, ada saat dimana kita lupa terhadap Allah, tapi Allah selalu mengingat dan menjaga kita. Aamiin..

Ini hanya sekedar sharing tentang ceramah Pak Himawan tadi pagi, bukan maksud menggurui, saya masih jauh dari sempurna, dan banyak yang lebih baik daripada saya. Semoga bermanfaat. Kurang lebihnya saya mohon maaf.

Sekian, wassalamualaikum :)

Zayn Malik :3


Assalamualikum ... :)

Saya hanya ingin berbagi informasi tentang idola saya “Zayn Jawaad Malik” salah satu personil One Direction ♥


Biodata
Nama Lengkap : Zayn Jawaad Malik
TTL : West Lane Baildon, Bradford, Inggris, 12 Januari 1993
Agama : Islam
Ayah/Ibu : Ayahnya Yaser Malik berdarah Pakistan dan Ibunya Tricia berdarah Inggris
Saudari : Doniya, Waliyha, dan Safaa
Username Twitter : @ZaynMalik
Nama Boyband : One Direction (Gabung sejak 2010)
Hobby : Painting =)

I’am a directioner, buat saya Zayn paling cakep diantara Liam, Harry, Louis and Niall :p
#nohate #nocomment haha :D

Sekian, Wassalam...:)

MyPuisi : "Dia"


Aku tersadar seketika..
Saat ku tatap matanya, aku menunduk..
Ya Rabb, maafkan aku..

Dia tak setampan Nabi Yusuf..
Dia tak sekaya Nabi Sulaiman..
Dia tak sesabar Nabi Ibrahim..
Dan dia tak seluhur Nabi Muhammad..

Rasa apakah ini, Yang Maha Cinta?
Apakah aku jatuh cinta?
Jika iya, lindungi dibalik cinta-Mu..
Jangan biarkan aku lebih mencintainya dari pada-Mu..

Janji-Mu tak mungkin ingkar..
Bahwa yang baik pasti mendapat yang baik pula..
Maka jika dia baik bagiku, dekatkanlah..
Aku yakin, aku akan baik pula baginya..

Jika dia tulang rusuk kiri diriku..
Maka aku tulang rusuk kanannya..
Izinkan aku menjadi wanita shalehah seutuhnya..
Dengan dia yang menjadi imamku..

Cerpen+Sharing "Berjilbab itu Indah"


Berjilbab itu Indah

            Seorang gadis remaja bernama Nurzy berdiri dipintu rumahnya, “bismillah..” serunya lalu melangkah menuju sekolahnya yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Dijalan, tidak henti-hentinya dia menebar senyum kepada siapa saja yang ditemuinya. Nurzy Ramadhani gadis cantik berjilbab yang terkenal dengan baik oleh orang disekelilingnya. Siswi kelas XII IPA 1 di SMAN 3 Bandung, yang sejak Taman Kanak-Kanak selalu mendapat peringkat 1 dikelas. Seorang cewek yang aktif dalam organisasi, terutama menegani keagamaan. Cowok disekolahnya banyak yang menyebutnya “Perfect Girl!”. Tapi nampaknya Nurzy tidak tertarik dengan dunia yang mereka sebut cinta. Entah sudah berapa cowok yang mencoba mendekatinya, dan kesekian kalinya dia tersenyum dan berkata ‘tidak, aku belum siap untuk hal seperti itu’.
            Hanya butuh 10 menit, aku masuk ke kelas “assalamulaikum..”, “walaikumsalam..” jawab teman-temanku serentak, aku menghampiri caca teman sebangkuku. “Nur, PR Fisika udah kan?” katanya sembari nyengir. “Hm.. udah belum yaaa” godaku. “Uhh, ayoolah..aku ngga ngerti” katanya memelas, “kamu emang gapernah ngerti, kapan mau ngertinya? Hehe aku ajari sambil mengerjakan saja ya?” tawarku. “hh seperti biasa, baiklah..” katanya pasrah, aku terkekeh.
            Bel masuk berbunyi, Ibu Indri memasuki kelas bersama seorang cowok, nampaknya murid baru. Siswi dikelas nampaknya bersemangat, “Assamualaikum, good morning!” yap, bu Indri, guru bahasa Inggris kami. “Walaikumsalam, good morning too mam..” jawab kami serempak. “Guess who the boy I bring this morning?!” serunya lagi, “new student mam?” kataku. “Certainty! Boy, please introduce yourself” pinta bu Indri pada murid baru itu. “Okey friends, let me to introduce myself, my full name is Muhammad Zayn Ramadhan, you can call me Zayn. Im from SMAN 108 Jakarta Timur. Thanks, any question?” tanyanya sembari tersenyum tipis. “Kelihatannya sedikit jutek ya” bisik Caca padaku, aku hanya tersenyum. Firda mengangkat tangannya, “Do you have a girlfriend?” tanyanya, “ciyee..ciyee..” suasana kelas pun sedikit rusuh, dengan suara suit sana-sini. “Silent please!” seru bu Indri, akhirnya kelas pun tenang, Zayn menjawab “No, I haven’t a girlfriend”. “Yess!!” beberapa siswi merasa memiliki kesempatan. “Okey, please sit down over there beside Rizky”, Rizky pun mengangkat tangannya agar Zayn tau mana yang ibu Indri maksudkan. Pelajaran pun dilanjutkan.
***
            Sore cerah seperti biasa Aku mengajar ngaji anak-anak kecil di Mushala dekat rumahnya, dan pulang selepas Isya. Ketika berjalan pulang, dia melihat cowok seperti Zayn melintas menggunakan sepeda motor, dia melihat ke arahku, aku melempar senyum, namun dia hanya diam, tanpa ada balasan senyum. Aku yakin dia Zayn, aku berfikir positif saja mungkin sifatnya memang seperti itu, atau memang dia belum mengenaliku.

            Esok hari disekolah, pelajaran matematika. “Baik, siapa yang berani mengerjakan soal di papan tulis ini?!” seru pak Didi. Dengan sigap aku dan Zayn mengangkat tangan bersamaan “aku pak!” kami saling bertatap. “Hm, Nur kau sudah sering kan? Coba kau murid baru, silahkan” kata pak Didi. Zany melangkahkan kaki ke depan kelas, dan mengerjakan soal itu dengan mudah dan benar! “Wah, ada saingan nih nur..” bisik Yuni dari bangku belakangku. Aku hanya menoleh dan tersenyum. “Pasti akan menyenangkan” ucapku dalam hati.
            Ini hari kamis, aku berpuasa jadi aku putuskan pergi ke perpustakaan pada jam istirahat. Aku melihat-lihat buku, dan berniat mengambil salah satu buku yang ada dirak yang cukup tinggi. Aku berusaha meraihnya, tiba-tiba seseorang mengambilkannya untukku, aku menoleh “terimakas..” suaraku terpotong, “Zayn..”  aku sedikit tidak percaya. “Samasama.. mau duduk disana?” ajaknya sambil menunjuk bangku yang kosong diperpustakaan. “Tentu” jawabku.
            Aku sedikit bisa mengobrol dengannya, ternyata jika sudah mengenal anaknya tidak cuek, jutek, seperti kelihatannya dan yang seperti orang-orang bilang. Ternyata selain tampan, dia juga pandai. “Tuh, coba saja mereka jadian cocok banget ya. Perfect girl and perfect boy” “Cantik sama cakep, sama-sama pinter pula” itu sedikit obrolan yang tidak sengaja terdengar saat siswa-siswi melintas. Tapi kami tidak menghiraukannya.
***
            Tidak terasa Ujian Nasional dan ujian-ujian lainnya telah dilewati. Tinggal menunggu hasilnya hari ini, sekaligus acara Penglepasan Siswa kelas XII SMAN3 Bandung. Kepala sekolah naik keatas panggung dan akan mengumumkan kelulusan. Setelah basa-basi, “dengan ini saya umumkan siswa kelas XII SMAN 3 Bandung….alhamdulillah lulus 100%!!” “yeeeee…!!” sorak sorai siswa kelas XII, ada yang sujud syukur, ada yang loncat-loncat, peluk sana peluk sini, “alhamdulilah…” seruku lega. “Baik-baik mohon tenang, bapak akan lanjutkan.. Dan peringkat pertama sekaligus siswa terbaik tahun ini adalah….Nurzy Ramadhani..!!” aku melangkahkan kakiku naik keatas panggung diiringi tepuk tangan teman-temanku. “Selamat ya Nurzy, kamu juga mendapat beasiswa kuliah di UI, jurusan kamu yang menentukan..” aku pun mencium tangan Kepala Sekolahku “terimakasih pak..” aku sedikit berpidato, “terimakasih yang utama aku ucapkan tak ada habisnya pada Allah SWT, aku sangat bersyukur.. terimakasih kepada orang tuaku, guru-guruku, teman-temanku.. terimakasih semuanya.. love you all!!”
            Setelah acara selesai, aku pulang bersama Dina teman dekat rumahku. Tapi Zayn menghampiriku, “selamat ya” katanya sambil mengulurkan tangan, aku tidak menjabat tangannya, tapi membalas dengan tidak menyentuh tangannya sambil tersenyum. “Ohh iya maaf bukan muhrim ya hehe..” dia terkekeh. “Hm, aku duluan ya Nur..” kata Dina tersenyum. “Duduk ditaman itu sebentar, bisa?” Tanya Zayn. Aku mengangguk. ”Nur.. sebenarnya aku punya perasaan lain padamu, ntah perasaan apa ini, mungkin cinta..” Zayn memulai pembicaraan. Aku sedikit kaget, “cinta?” tanyaku mengerenyitkan dahi. “Aku..aku..entahlah Zayn.. maukah kau menungguku? Aku tidak pernah pacaran, dan aku tidak mau. Aku ingin suatu saat nanti, ada laki-laki yang siap dan langsung datang pada orangtuaku..” jawabku. Zayn tersenyum, aku bingung. Baru kali ini laki-laki yang aku tolak seperti ini. “Baiklah.. apa kau siap 4 tahun lagi? Setelah aku dan kau menjadi sarjana, dan mempunyai pekerjaan?” tanyanya. “Kau..kau mau menungguku 4 tahun lagi?” jujur, aku memang ada sedikit rasa yang berbeda padamu Zayn. “Iya :)” jawabnya mantap. Aku pun mengangguk tersenyum.
***

Berjilbab itu Indah bukaan ?
Siapa yang tidak ingin seperti tokoh Nurzy ?
Cantik, Shalehah, dan Pandai. Perfect!
Berjilbab, dapat menutupi aurat kita, dan tidak mendapat gangguan dari lawan jenis.
Bandingkan perempuan berjilbab, dengan perempuan yang tidak berjilbab. Pasti berbeda.
Perempuan berjilbab lewat disekelompok pemuda, pasti digoda dengan ucapan salam “assalamualaikum neng..”, berbeda dengan perempuan yang memakai celana pendekatau baju ketat, bisa saja dia dicolak-colek.
Berjilbab juga bukan hanya semata-mata hiasan dan lepas pasang, anggapan orang juga akan berbeda, berjilbab itu dengan niat menjalankan kewajiban.
Berjilbab juga harus bisa menjaga perilaku, kata mamah “wong nggo kerudung abot sanggane” , maksudnya orang berjilbab itu berat tanggung jawabnya.
Maaf, bukannya saya menggurui, saya hanya ingin menjadi perempuan seperti tokoh itu, kita salaing belajar saja.
Jika belum siap memakai jilbab sepenuhnya, mulailah dari disekolah, lalu saat bepergian, kita pun akan terbiasa..
Maaf sekali lagi bukan saya sok benar, saya pun masih belajar, disini kita saling sharing aja ya ^_^