MyCerpen - Pertemuan Terakhir

Sudah 30 menit aku mengotak-atik rubik ini, tapi tetap saja tidak bisa. “Ah, susah amat sih! Tapi kok teman-temanku bisa dalam 1-2 menit, aku 30 menit baru satu warna aja yang sama!” aku membanting rubik itu ke tembok kamar, prakkk! Tapi tidak sampai pecah. Tiba-tiba ada sms masuk dari nomor yang tidak aku kenal, dia mengaku Rama sahabat kecilku waktu aku masih tinggal di Bandung. Karena aku sedang tidak ada pulsa, aku tidak membalasnya. Orang yang mengaku Rama itu menelponku, “ya hallo?!” aku memulai dengan nada yang cuek. “Masih ingat aku kan Sal??” terdengar suara dari seberang sana, “kamu Rama??” aku menyelidik, siapa tau hanya orang mengaku-ngaku. “iya Sal, aku Rama.. Muhammad Rama sahabat kecilmu waktu di Bandung!” suaranya terdengar begitu bersemangat. “hahaha, teryata benar kamu ram! Kamu tau nomorku darimana?” aku begitu senang, “ya bener lah! Dari pamanmu, aku coba ke rumah pamanmu ternyata belum pindah yasudah aku minta nomor HPmu..” Rama mulai mejelaskan. “Ohh, iya memang pamanku tidak ikut pindah..” belum juga aku selesai bicara, baterai HP ku drop, argghh! Mau gak mau aku charge dulu HP ku, aku berharap Rama tidak marah.. Entah kenapa aku sangat senang bisa berkomunikasi dengannya lagi, jujur dulu aku menyukainya.. Tapi waktu itu kami masih kecil, mungkin hanya cinta monyet saja. Tapi jujur sampai saat ini perasaan itu tidak berubah, ada apa ya?? Sudahlah, karena malam semakin larut, aku pun tertidur..
                Pagi ketika aku bangun, aku langsung aktifkan HP ku, 8 messages received dari Rama semua.. Isinya tentang kenapa aku mematikan telpon, ucapan maaf kalo menganggu, ucapan selamat malam, dll deh.. Tapi sayang aku tidak bisa membalasnya. Hari ini hari minggu tapi aku tidak ada acara kemana-mana, tiba-tiba HP ku berdering tanda ada telepon, dari Rama.. “Yess!!” hatiku bergumam.  Aku angkat telepon darinya “Rama maaf ya, kemarin HP bateraiku drop!” aku langsung minta maaf, “gapapa sal, oya aku ada kabar gembira nih!” ternyata dia tidak marah, syukurlah.. “Kabar gembira apa??” tanyaku, “hari ini aku pindah ke Jakarta! Dan tempat kos ku tidak jauh dari rumahmu! hahaha..” dia begitu kegirangan. ”Wah, yang bener??” aku ikut bahagia, “Iya, aku tau alamat kamu dari pamanmu.. aku ingin kuliah di Jakarta nih.. Ntar kuliah bareng ya salsa, mau ya?! oke?!” dia merengek, “oke oke, udah ya ram, aku mau mandi nih! Hahaha..” aku langsung mematikan HP ku. Aku bersahabat dengan Rama dari umur 7 tahun, aku pindah ke Jakarta semenjak umur 10 tahun. Hmm, 7 tahun tak bertemu Rama, bagaimana ya dia sekarang?? Aku tersenyum-senyum sendiri.
Esoknya pagi tiba, aku langsung bersiap-siap ke kampus, aku jalan kaki mencari angkot. Tiba-tiba ada seorang laki-laki dengan motor beat merah berhenti mencegatku, dia memakai helm jadi aku tidak tau siapa. Dia membuka helm nya, “hey sal, mau ke kampus ya??” dia menyapaku, tapi aku tidak mengenalinya. “Hahaha, mukamu kelihatan bingung salsa! Aku Rama..” dia Rama, sahabat kecilku! “Rama?? hahahaha..” aku tak percaya ini, si gendut berubah menjadi seorang laki-laki yang ganteng, eh gak juga sih, hmmm lumayan lah.. “kok ketawa? Mau ke kampus ya? Bareng aja, aku juga mau ke kampus tempat kamu daftar, soalnya aku juga daftar disana!” dia mengajakku untuk ke kampus bersama, “wah yang bener?? Moga aja kita masuk ya.. amiin..eh, kok muka kamu pucet gitu?? Kamu sakit??” aku pun menerima tawarannya sambil bertanya tentang keadaanya, “oke, ayo naik! Nggak aku gapapa kok!”.
Tak lama kami tiba di kampus, kami langsung berlari menuju kerumunan orang-orang yang sedang melihat hasil tes mereka. Aku sibuk mencari nama Salsabila, sedangkan dia juga sibuk mencari nama Muhammad Rama. “Yess!! Aku diterima ram..” aku berteriak pelan.  Tertulis LULUS untuk nama Salsabila, ah senangnyaa!! “Bagaimana denganmu??” ku lihat Rama terlihat murung, “Rama.. kamu kenapa??” aku khawatir dia tidak diterima, “Aku..aku diterima Sal!! Hahahha..” arrggh dia mengerjaiku..
“ah, kamu bikin deg-deg an ajaa!” aku mencubit tangannya, “aw..aw..sakit tau sal!” protesnya. “bodo amat! Udah pulang, besok mulai kuliah.. akhirnya jadi anak kuliahan juga, hahaha” aku menarik tangannya, “hmm, tanganmu dingin ram?? Muka kamu juga masih pucet, kamu sakit ya?? Kalo sakit jujur aja ram!!” aku melihat Rama begitu aneh, “iya ndoro putri kita pulang, nggak salsa, aku gak apa-apa kok!” dari kecil dia tidak barubah, penurut! Tapi aku merasa ada hal aneh darinya.
Di perjalanan, “eh berhenti di taman itu dulu yuk!!” aku menunjuk sebuah taman, “oke..” Rama menurut, lalu kami duduk di kursi taman berdua. Aku mengeluarkan rubik “bisa main ini nggak??” dia tersenyum dan merebut rubik dari tanganku dia mulai mengotak-atiknya. 90 detik kemudian, taraaa selesai!! “hebat juga kamu, hehe.. ajarin aku dong!!” aku minta dia untuk mengajariku. “maaf Salsa, waktuku habis.. sebaiknya kita pulang..” jawabnya sambil menunduk, matanya berkaca-kaca. Aku kaget, semuanya semakin terasa aneh.. “ada apa Rama??” aku bertanya, tapi dia pergi menuju motornya, aku mengikutinya. Akhirnya, dia mengantarku pulang, “thanks yah! Kost an kamu dimana sih??” tanyaku, “dimana aja boleh! Aku balik dulu ya sal..” wew senyumnya manis banget. Haha, nge-fly liat senyum nya dia! “aneh tadi keliatan sedih, skrg seyum manis haha..”
Malam tiba, aku mendapat sms dari Rama, “Sal, aku minta maaf tidak bisa menemuimu lagi.. Mungkin ini pertemuan terakhir kita.. Selamat tinggal Salsa.. Aku sayang kamu..”. apa ini aku tidak mengerti maksudnya, untung pulsaku sudah aku isi. Aku membalas sms nya, tapi tidak terkirim, aku coba telepon nomornya tidak aktiv! Aku benar-benar bingung, panik! Ada apa dengannya?? Aku ingin ke tempat kost nya, tapi tidak tau, lagipula ini sudah larut malam.. Terpaksa aku tunggu pagi tiba, aku pun tertidur dengan rasa panik yang menyelimutiku. Aku bermimpi bertemu Rama, di tempat yang serba putih, dia tersenyum padaku lalu menghilang! Aku terbangun.. Apa artinya ini?! Arrghh.. hatiku semakin tidak tenang.. aku mencoba tidur kembali dan berharap mimpi itu tidak terulang.
Pagi tiba, aku terbangun.. Aku bersiap-siap kuliah, aku sampai di ruang tamu, disana ada pamanku dan orang tuaku. “eh ada paman.. ada apa??” aku salam dengan pamanku. “Salsa..” pamanku seperti ingin mengatakan sesuatu. Orangtuaku hanya diam, “ada apa ini pa? Ma? Ada apa paman??” aku semakin penasaran. “salsa, sabar ya..” paman mulai bicara, “apa sih?? Ayolah paman!” aku begitu cemas, perasaanku mengatakan yang akan paman sampaikan itu tentang Rama. “Rama...” paman menangis, “apa paman?? Rama kenapa?? Beritahu aku!!” aku sangat cemas… “Rama meninggal hari minggu sore dalam kecelakaan kereta ketika dia ingin ke Jakarta!”
Tersentak aku mendengar jawaban paman… “Ah,  tidak mungkin paman… Kemarin aku bertemu dengannya! Aku ke kampus bersamanya, dan dia juga mengantarku pulang! Iya kan pa, papa tau kan aku pulang tadi..” aku menangis, aku tidak percaya ini!! “tapi tadi papa liat kamu pulang dan mengobrol sendiri sal..” jawaban papa membuatku semakin tidak percaya!! “arrggh, kalian semua bohong!!” aku berlari pergi, aku menuju kampus, aku ingin lihat ada atau tidak nama Muhammad Rama di papan pengumuman itu.. ternyata disana tidak ada nama Rama! Hatiku semakin sakit.. “Ramaaa….!!!” Aku berteriak.. Ternyata paman dan papa menyusulku ke kampus, “tenang salsa! Tenang!” papa mengajakku masuk ke mobil. Aku masih menangis di dalam mobil.. “kita akan ke Bandung, paman akan buktikan bahwa perkataan paman benar!!” aku tidak memperdulikan perkataan paman, aku hanya terus menangis.. diperjalanan aku tertidur..
“salsa, bangun! Kita sampai..” papa membangunkanku.. aku terbangun, aku keluar dari mobil.. kami berada di sebuah tempat pemakaman, paman yang menunjukkan jalannya.. Aku, papa, dan paman tiba di sebuah makam yang bertuliskan nama “Muhammad Rama”, aku berlutut, aku menangis, aku hanya bisa menangis.. “Rama.. kenapa ram?? Kenapa??  Kemarin kamu menemuiku, tapi besoknya kamu tinggalin aku..” paman menenangkanku “sudah salsa relakan dia!”. “Salsa sekarang kamu percaya kan?? Sudah ayo kita kembali..” papa mengajakku pulang. “Enggak pa! aku masih mau disini..!” aku menolak ajakan papa untuk pulang. “sal, Rama pernah bercerita pada paman bahwa dia sangat mencintaimu.. dia ingin menyusulmu ke Jakarta, dia berniat mengungkapkan perasaannya padamu, tapi....” paman tidak meneruskan kata-katanya, tapi aku sudah mengerti apa yang paman maksud. “Rama.. aku juga sangat mencintaimu..” aku berbicara pada papan nisan itu.

1 komentar:

  1. kok sama y kisah.a sama persis sama kehidupan saya,da pa? kok bisa terjadi kesamaan,dari tubuh saya pas masih kecil,cuma saya masih hidup alhamdulillah,moga ja saya bisa ktemu gi ma dia,aamiin

    BalasHapus